world
WWW.Gunadarma.ac.id
Jumat, 05 Juli 2019
Kamis, 02 Mei 2019
ERP
1.PENDAHULUAN
ERP adalah
singkatan dari Enterprise Resource
Planning (Perencanaan sumber daya perusahaan), yaitu istilah
industri untuk mengatur aktivitas yang luas dari suatu kegiatan yang membantu
bisnis mengelola bagian-bagian penting dari bisnisnya.. Tujuan penting dari ERP adalah untuk memfasilitasi aliran
informasi sehingga keputusan bisnis dapat data-driven.
Modul perangkat lunak ERP adalah bisa atau dapat membantu
administrator organisasi memonitor dan mengelola rantai pasokan, pengadaan,
persedian, keuangan, siklus hidup produk, proyek, sumber daya manusia dan
komponen mission-critical lain dari bisnis melalui serangkaian dashboard
eksekutif yang saling berhubungan.
Tujuan penulisan ini adalah meningkatkan
pengetahuan pembaca dalam memahami ERP.
2.PEMBAHASAN
v Konsep Dasar ERP
ERP adalah suatu konsep untuk membuat perencanaan dan pengelolaan
sumber daya perusahaan yang meliputi dana, mesin, SDM, waktu, material, dan
kapasitas.
Enterprise Resource Planning terdiri dari tiga elemen penting, yaitu:
·
Enterprise (perusahaan/ organisasi)
·
Resource (sumber daya)
·
Planning (perencanaan)
Istilah ERP (Enterprise Resource
Planning) mencerminkan suatu konsep yang berujung pada aktivitas
perencanaan. Dengan kata lain, ERP lebih memperhatikan aspek perencanaan.
Pengertian ERP atau Enterprise Resources Planning,
memiliki banyak versi. Berikut ini merupakan beberapa pengertian tentang
Enterprise Resources Planning. Diantaranya :
- ERP adalah suatu proses
perencanaan bisnis terintegrasi beserta eksekusinya guna mencapai
fungsi-fungsi dari proses bisnis itu. ERP mengelola operasi dan
fungsifungsi pendukung dari industri manufaktur dengan harus memperhatikan
sumbersumber daya kritis dari perusahaan.
- ERP adalah suatu tulang
punggung lintas fungsi perusahaan yang mengintegrasikan dan
mengotomatisasikan banyak proses interal dan sistem informasi dalam hal
fungsi produksi, logistik, distribusi, akutansi, keuangan dan sumber daya
manusia pada perusahaan.( O‟Brien, 2006)
- ERP adalah sebuah konsep untuk
merencanakan dan mengelola sumber daya perusahaan meliputi dana, manusia,
mesin, suku cadang, waktu, material dan kapasitas yang berpengaruh luas
mulai dari manajemen paling atas hingga operasional di sebuah perusahaan
agar dapat dimanfaatkan secara optimal untuk menghasilkan nilai tambah
bagi seluruh pihak yang berkepentingan (stake holder) atas perusahaan
tersebut.
- ERP adalah tulang punggung
teknologi dari e-bisnis, sebuah kerangka kerja transaksi keseluruhan
perusahaan dengan berbagai hubungan pemrosesan pesanan penjualan,
manajemen dan pengendalian persediaan, perencanaan produksi dan distribusi
serta keuangan.
v
Modul ERP
Secara umum ERP memiliki tiga modul
utama yang biasanya dimiliki oleh perusahaan, yakni:
1. Operasi
Modul Operasi
biasanya menangani proses- proses operasional dasar pada ERP seperti pada
Dashboard, web portal, email, manufaktur, distribusi, produksi, pemasaran, dan
lain- lain.
2. Finansial
dan Akuntansi
Modul finansial
dan akuntansi menangani bagian finansial dan akuntansi sebuah perusahaan
terkait dengan keuangan. Misalnya menangani pembayaran hutang, pajak, kredit,
pembuatan laporan keuangan sampai pada pembuatan anggaran belanja perusahaan.
3. Sumber Daya
Manusia
Modul SDM
menangani bagian manajemen sumber daya manusia atau Human Resource Management
(HRM). Misalnya pembuatan jadwal kerja, perekrutan pegawai, perhitungan gaji
dan bonus, dan lain- lain.
Ketiga modul utama ini tidak harus berada didalam satu sistem ERP, namun harus
bera pada satu database terpusat. Hal ini akan memudahkan penggunaan satu data
terpusat. Dalam pengimlementasiannya, ketiga modul utama ini dibagi menjadi 5
jenis sistem informasi yang telah terintegrasi ke dalam sistem ERP yakni: Human Resource Management (HRM), Finansial Resource Management (FRM), Supply Chain Management (SCM), Manufacturing Resource Planning (MRP), Customer Relationship Management (CRM).
1. Human
Resource Management (HRM)
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan asset terbesar dalam suatu
perusahaan. Hal ini karena tanpa adanya SDMmaka semua pekerjaan muai dari
menganalisis data, penentuan strategi sampi pada pengambilan keputusan akan
mengalami masalah. Oleh sebab itu SDM perlu dikelola dengan baik dan terukur
mulai dari perekrutan, penjawalan, penggajian, manajemen tugas, bonus dan
kompensasi, serta kebutuhan tenaga kerja dan lain-lain. Dengan adanya sistem
modul HRM,permasalahan dan penataan SDM perusahaan dapat berjalan dengan baik
dan teratur. HRM dapat hadir sebagai sebuah modul atau sistem ERP atau sistem
informasi terpisah (SI yang memiliki database yang terintegrasi dengan ERP).
Sub- sub modul HRM meliputi Personnel Management, Personnel
Time Management, Payroll, Training and Event Management, Organizational
Management, Travel Management.
2. Finansial
Resource Management (FRM)
Modul Finansial Resource Management (FRM)
berfungsi untuk mengumpulkan dan mengelola seluruh data finansial perusahaan
mulai dari data penjualan,pembelian, sampai pada pembayaran hutang
perusahaan,sehingga mampu menyajikan laporan hasil elasi data yang berasal dari
beberapa departemen atau unit perusahaan yang bersangkutan. Sebuah perusahaan
akan sukses (mencapai tujuan perusahaan) apabila dapat mengelola manajemen
finansial perusahaan dengan baik. Sub- sub modulnya meliputi : General Accounting, Financial Accounting, Controling, Invesment
Management, Treasury, dan Enterprise Controlling.
3. Supply
Chain Management (SCM)
Modul Supply Chain Management (SCM) berfungsi membantu
melakukan efektifitas dan efisiensi dari suppliers, manufacturers, warehouse
dan stores untuk kepentingan perusahaan. SCM merupakan focus terakhir dalam
pengembangan ERP menyangkut pada proses perencanaan, optimalisasi penyimpanan,
penggunaan logistik, membantu dalam memperbaiki prediksi permintaan serta
efisiensi bagi perusahaan. Sub- sub modulnya meliputi : General Logistics, Sales and Distribution, Materials Management,
Logistics Execution, Quality Management, Plant Maintenance, Customer Service,
Production Planning and Control, Project System, Environment Management.
4. Manufacturing
Resource Planning (MRP)
Modul Manufacturing Resource Planning (MRP)
merupakan mpdul yang melingkupi faktor tambahan meliputi perencanaan jangka
panjang, master schedulling, rough cut capacity planning, dan shoop floor control. Umumnya perusahaan industri
dan manufaktur akan menerapkan modul ini pada ERP perusahaannya, sehingga MRP
wajib tersedia untuk menunjang jalannya proses bisnis perusahaan yang bergerak
dibidang industri dan manufaktur.
5. Customer
Relationship Management (CRM).
Modul Customer Relationship Management (CRM) merupakan sebuah
unit/sistem informasi yang terintegrasi dengan ERP, yang digunakan untuk
merencanakan, menjadwalkan, dan mengendalikan aktivitasaktivitas pra penjualan
dan pasca penjualan pada perusahaan. CRM mengoperasikan semua aspek yang
berhubungan dengan pelanggan baik calon pelanggan maupun pelanggan saat ini.
Aspek- aspeknya dapat berupa pusat panggilan (call center), tenaga
penjualan (sales force), pemasaran, dukungan teknis (technical support) dan layanan lapangan (field service).
Sistem informasi
atau modul-modul ini dapat dibagi atau dikembangkan lagi sesuai dengan kebutuhan
pengguna atau perusahaan. Dalam kasus lain dapat ditambahkan Data Warehouse
(DW), Business Intelligence (BI), Knowledge Management (KM), Poin of Sales
(POS), dan lain-lain.
v Manfaat ERP
1.
Integrasi data keuangan : Untuk
mengintegrasikan data keuangan sehingga top management bisa
melihat dan mengontrol kinerja keuangan perusahaan dengan lebih baik.
2.
Standarisasi Proses Operasi :
Menstandarkan proses operasi melalui implementasi best practice sehingga
terjadi peningkatan produktivitas, penurunan inefisiensi dan peningkatan
kualitas produk.
3.
Standarisasi Data dan Informasi :
Menstandarkan data dan informasi melalui keseragaman pelaporan, terutama untuk
perusahaan besar yang biasanya terdiri dari banyak business unit dengan
jumlah dan jenis bisnis yg berbeda-beda.
4.
Pengambilan keputusan menjadi efektif
dan efisien : Menawarkan sistem terintegrasi dalam perusahaan,
sehingga proses dan pengambilan keputusan dapat dilakukan lebih efektif dan
efisien.
v TUJUAN DAN PERANAN ERP
DALAM ORGANISASI
1.
Mengkoordinasikan bisnis organisasi
secara lengkap dan menyeluruh
2.
Menjadikan perangkat lunak :
– Mengotomasisasi dan integrasi banyak proses bisnis
– Membagi database yg umum dan praktek bisnis melalui enterprise
– Menghasilkan informasi yang real-time
– Memungkinkan perpaduan proses transaksi dan kegiatan perencanaan
– Mengotomasisasi dan integrasi banyak proses bisnis
– Membagi database yg umum dan praktek bisnis melalui enterprise
– Menghasilkan informasi yang real-time
– Memungkinkan perpaduan proses transaksi dan kegiatan perencanaan
3.
Mengurangi proses kinerja yang banyak
memakan waktu serta menghilangkan terjadinya duplikasi data
4.
Membantu meningkatkan penjualan karena
membantu mengelola barang atau jasa lebih cepat.
3.KESIMPULAN
Kesimpulan
yang diperoleh adalah ERP mempermudah perusahaan untuk mengontrol jalannya
sistem pada perusahaan karna erp menerapkan 3 elemen penting yaitu Enterprise (perusahaan/ organisasi), Resource (sumber daya), Planning
(perencanaan) sehingga semua kegiatan terstrutur dan terorganisir dengan baik.
4.DAFTAR PUSTAKA
Siklus Akuntansi
1.PENDAHULUAN
Siklus Akuntansi merupakan proses penyusunan suatu laporan
keuangan yang dapat dipertanggung jawabkan dan serta diterima secara umum
prinsip-prinsip dan kaidahakuntansi,
prosedur-prosedur, metode-metode, serta teknik-teknik dari segala sesuatu yang
dicakup dalam ruang lingkup akuntansi dalam
suatu periode tertentu.
Tujuan
penulisan ini adalah meningkatkan pengetahuan pembaca dalam memahami siklus Sistem
Informasi Akutansi. Meningkatkan pengetahuan pembaca tentang komponen dalam
siklus akuntansi.
2.PEMBAHASAN
Siklus
Akuntansi
1. Identifikasi Transaksi
Langkah
pertama dalam siklus akuntansi adalah mengidentifikasi transaksi. Akuntan harus
mengidentifikasi transaksi sehingga dapat dicatat dengan benar. Tidak semua
transaksi dapat dicatat, transaksi yang dapat dicatat adalah transaksi yang
mengakibatkan perubahan posisi keuangan perusahaan dan dapat dinilai ke dalam
unit moneter secara objektif. Selain itu, transaksi yang akan dicatat juga
harus memiliki bukti, jika tidak ada bukti maka transaksi tidak dapat dicatat
dan dilaporkan dalam laporan keuangan. Bukti transaksi biasanya berupa
kuitansi, nota, faktur, bukti kas keluar, memo penghapusan piutang dan lain
sebagainya. Bukti-bukti tersebut tentu saja harus sah dan diverifikasi.
2.
Analisis Transaksi
Setelah
mengidentifikasi transaksi, akuntan harus menentukan pengaruhnya terhadap
posisi keuangan. Untuk memudahkan, Anda dapat menggunakan persamaan matematis:
Aktiva = Kewajiban + Ekuitas. Sistem pencatatan adalah double-entry system,
yaitu setiap transaksi yang dicatat akan berefek terhadap posisi keuangan
didebit dan dikredit dalam jumlah yang sama. Sehingga setiap transaksi
mempengaruhi sekurang-kurangnya dua rekening pembukuan.
3.
Pencatatan
Transaksi Kedalam Jurnal
Setelah
informasi transaksi dianalisis, kemudian dicatat secara runtut di buku jurnal.
Jurnal adalah suatu catatan kronologis tentang transaksi-transaksi yang terjadi
dalam suatu periode akuntansi. Proses pencatatan transaksi kedalam jurnal
disebut penjurnalan (journalizing). Terdapat dua macam jenis
jurnal, jurnal umum dan jurnal khusus.
Jurnal
umum
dikenal dengan istilah jurnal saja. Biasanya pencatatan transaksi dimasukan
kedalam satu rekening yang didebit dan satu rekening dikredit. Seperti contoh
dibawah ini contoh jurnal umun transaksi modal:
Jurnal
khusus, diselenggarakan untuk meningkatkan efisiensi
pencatatan terhadap transaksi yang berulang. Contohnya seperti jurnal penjualan
dibawah ini :
4.
Posting Buku Besar
Langkah
selanjutnya yaitu mem-posting transaksi yang sudah dicatat dalam jurnal
ke dalam buku besar. Buku besar adalah kumpulan rekening-rekening pembukuan
yang masing-masing digunakan untuk mencatat informasi tentang aktiva tertentu.
Pada umumnya, perusahaan mempunyai daftar susunan rekening-rekening buku besar
yang disebut chart of accounts. Masing-masing rekening biasanya diberi
nomor kode, untuk memudahkan dalam mengidentifikasi dan membuat cross-reference
dengan pencatatan transaksi di dalam jurnal. Seperti contoh buku besar perusahaan
dagang dibawah ini :
5.
Penyusunan Neraca
Saldo
Neraca
saldo adalah daftar saldo rekening-rekening buku besar pada periode tertentu.
Cara menyusun neraca saldo sangat mudah, Anda hanya perlu memindahkan saldo
yang ada di buku besar ke dalam neraca saldo untuk disatukan. Saldo pada neraca
saldo harus sama jumlahnya. Jika jumlah saldo debit tidak sama dengan jumlah
yang ada di kredit maka dikatakan bahwa neraca saldo tidak seimbang, masih ada
kesalahan. Jika demikian, maka akuntan harus mencari kesalahan yang terjadi
sebelum laporan disusun. Contoh neraca saldo:
6.
Penyusunan Jurnal
Penyesuaian
Jika
pada akhir periode akuntansi, terdapat transaksi yang belum dicatat, atau
ada transaksi yang salah, atau perlu disesuaikan maka dicatat dalam jurnal
penyesuaian. Penyesuaian dilakukan secara periodik, biasanya saat laporan
akan disusun. Pencatatan penyesuaian sama seperti pencatatan transaksi umumnya.
Transaksi penyesuaian dicatat pada jurnal penyesuaian dan kemudian dibukukan
kedalam buku besarnya. Setelah itu saldo yang ada di buku besar siap disajikan
dalam laporan keuangan. Dengan kata lain, hasil akhir proses akuntansi adalah
laporan keuangan yang disusun secara akrual basis. Contoh jurnal penyesuaian :
7.
Penyusunan Neraca
Saldo Setelah Penyesuaian
Pada
tahap ini, Anda hanya perlu menyusun neraca saldo kedua dengan cara memindahkan
saldo yang telah disesuaikan pada buku besar ke dalam neraca saldo yang baru.
Saldo dari akun-akun pada buku besar dikelompokan kedalam kelompok aktiva atau
pasiva. Saldo antara kelompok aktiva dan pasiva pada neraca saldo ini juga
harus seimbang. Namun, ingat saldo yang seimbang belum tentu benar tetapi saldo
yang benar pasti seimbang.
8.
Penyusunan Laporan
Keuangan
Berdasarkan
informasi pada neraca saldo setelah penyesuaian, tahap selanjutnya yaitu
menyusun laporan keuangan. Laporan keuangan yang disusun seperti:
a.)
Laporan laba rugi, untuk menggambarkan kinerja perusahaan.
b.)
Laporan perubahan modal, untuk melihat perubahan modal yang telah terjadi.
c.)
Neraca, dapat digunakan memprediksi likuiditas, solvensi, dan fleksibilitas.
d.)
Laporan arus kas, memberikan informasi yang relevan mengenai kas keluar dan kas
masuk pada periode berjalan.
9.
Penyusunan Jurnal
Penutup
Setelah
membuat laporan keuangan, akuntan harus membuat jurnal penutup. Jurnal penutup
hanya dibuat pada akhir periode akuntansi saja. Rekening yang ditutup hanya
rekening nominal atau rekening laba-rugi. Caranya adalah dengan me-nol kan atau
membuat nihil rekening terkait. Rekening-rekening nominal harus ditutup karena
rekening tersebut digunakan untuk mengukur aktivitas atau aliran sumber-sumber
yang terjadi pada periode berjalan. Pada akhir periode akuntansi, rekening
nominal sudah selesai menjalankan fungsinya sehingga harus ditutup.
Selanjutnya, pada periode berikutnya dapat digunakan kembali untuk mengukur
aktivitas yang baru dan mulai terjadi.
10. Penyusunan Neraca Saldo Setelah Penutupan (Opsional)
Pada
langkah ini, akuntan menyusun neraca saldo setelah penutupan. Neraca saldo ini
adalah daftar saldo rekening-rekening buku besar setelah dibuatnya jurnal
penutup. Oleh karena itu neraca saldo ini hanya memuat saldo rekening-rekening
permanen saja. Tujuan pembuatan neraca saldo setelah penutupan adalah untuk
memperoleh keyakinan bahwa saldo yang seimbang sudah benar. Sehingga penyusunan
neraca saldo ini tidak wajib hanya bersifat opsional.
11. Penyusunan Jurnal Pembalik (Opsional)
Tujuan
jurnal pembalik adalah menyederhanakan prosedur pencatatan transaksi-transaksi
tertentu yang terjadi secara repetitif pada periode berikutnya. Karena
tujuannya untuk menyederhanakan maka tahap terakhir ini juga bersifat opsional.
Jurnal pembalik biasanya dibuat pada awal periode berikutnya. Caranya dengan
membuat jurnal pembalik dari jurnal penyesuaian yang telah dibuat. Dengan kata
lain membalikan akun yang telah dibuat pada jurnal penyesuaian dari yang
awalnya debit menjadi kredit dan dari yang awalnya kredit menjadi debit.
3.KESIMPULAN
Pemanfaatan
teknologi komputer sangat berdampak positif pada kegiatan akuntansi. Siklus
akuntansi yang panjang dapat dibuat dengan mudah dan cepat dengan bantuan software
akuntansi online. Jurnal merupakan salah satu software akuntansi
berbasis Cloud yang dapat membantu Anda melakukan proses akuntansi dengan
cepat, mudah, dan aman. Anda hanya perlu memasukan data-data akuntansi
perusahaan, maka secara otomatis Jurnal akan memprosesnya dan menghasilkan
laporan keuangan yang Anda inginkan. Selain itu, jurnal juga memiliki
fitur-fitur lain untuk membantu Anda mengelola keuangan perusahaan
4.DAFTAR
PUSTAKA
Langganan:
Postingan (Atom)